Sabtu, 27 Maret 2010

Merpati Putih

Merpati Putih adalah olah raga dan seni bela diri asli Indonesia. Bermula dari ilmu warisan keluarga yg kemudian berkembang ke seluruh Indonesia dan juga manca negara. Materi keilmuan dalam Merpati Putih adalah murni olah raga, tidak ada magic atau sejenisnya. Perguruan bekerjasama dengan beberapa lembaga telah melakukan penelitian tentang aspek ilmiah tenaga dalam hasil latihan MP.

FILOSOFI PERGURUAN

Nama Merpati Putih merupakan singkatan dan ungkapan filosofis Perguruan yaitu

MERSUDI PATITISING TINDAK PUSAKANE TITISING HENING (NGGOLEKI URIP SING BENER LAN PENER KANTHI ADHEDHASAR TINDAK PATRAP KAPERCAYAAN LAN KAIMANAN)

yang berarti :

MENCARI SAMPAI DAPAT TINDAKAN YANG BENAR DALAM KETENANGAN (MENCARI HIDUP YANG BENAR DAN TEPAT BERDASAPKAN PERBUATAN YANG SEJALAN DENGAN KEPERCAYAAN DAN KEIMANAN)

Ungkapan filosofis Perguruan ini merupakan doktrin perguruan. Sedangkan lambang Burung Merpati yang berwarna putih melambangkan perdamaian dan kesempurnaan.
Pengertian Hening menunjukkan suatu sikap atau tindakan yang sudah dapat memadukan, menyatukan antara cipta, rasa dan karsa. Pada tahap atau keadaaan Hening ini, watak/perilaku sudah tidak menghiraukan lagi apa yang dirasakan serta dihayati oleh panca indera (dalam pengertian gejala-gejala), kecuali merasakan tekad/kehendaknya saja yang didasarkan atas tindakan spiritual-religius yang mendalam.
Keadaan alam Hening, merupakan alam kehalusan yang tiada batas tepinya. Pada tataran ini seseorang dapat dikatakan telah mampu bersikap pasrah atau nrimo dalam arti positif, yaitu telah mampu mengendalikan diri pribadinya sebagai insan ciptaan Tuhan yang paling sempurna.

Sumber: http://mp.brawijaya.ac.id/profil_mp.php

Read More......

Coba Tebak

Tebak-tebakan yuk.. (lagi bingung mau nulis apaan ^^v)
Ada yang punya tebak-tebakan? Silahkan..
Aku punya tebakan niy.. Dijawab yah..
Inilah tebak-tebakannya.. Let's cekidot..

1. Ada seorang profesor menemukan seekor binatang kecil semacam amoeba yang bisa membelah diri (bener gak ya?! hehe). Tiap harinya binatang itu membelah diri menjadi dua. Dan sang profesorpun meninggalkannya pada sebuah ruangan. Ternyata setelah 1 bulan (hitung 30 hari) binatang itu memenuhi ruangan itu. Yang ditanyakan adalah, pada hari ke berapa jumlah binatang tadi setengah dari jumlah pada hari ke 30..?

2. Seekor siput/bekicot yang unik berada di dasar sebuah sumur kosong setinggi 10 meter. Siput ini memiliki keunikan kalau tiap harinya itu ia bergerak naik 3 meter dan turun 2 meter. Nah, sekarang coba jawab, pada hari ke berapa siput bisa mencapai bagian atas sumur..?

Cukup itu dulu yah.. Nanti kalau aku keluarkan semua stok tebakanku, tak bisa lagi aku isi tebak-tebakan di blog ini, haha..

Read More......

Kisah Seorang Sinar

Beberapa minggu yang lalu, saat kulihat sebuah acara di salah satu stasiun televisi swasta. Subhanallah, sebuah kisah yang mengharukan. Kisah seorang anak 6 tahun yang sudah harus mengurus ibunya yang lumpuh. Sinar, nama bocah belia itu menampakkan bakti, cinta dan kasih sayangnya pada sang bunda, mengabaikan masa kecilnya pada saat anak-anak seusianya menghabiskan waktunya dengan bermain, sementara ia harus berada di samping bundanya yang sakit sejak dua tahun lalu.

Sinarlah yang membantu dan menemani ibunya selama ini. Mulai dari memindahkan atau menggeser tubuhnya, masak, makan, minum, mandi hingga buang air. Semua itu ia kerjakan sendiri dengan penuh cinta. Nyaris seluruh waktunya telah ia persembahkan bagi ibunya yang sakit parah. Iba dan takjub yang aku rasakan melihat bocah usia 6 tahun yang tampak penuh tanggung jawab melakukan tugas mulianya.

Teringat sebuah lagu dari ST12, lagu yang memang tercipta untuk Sinar.

jangan menangis sayang
ini hanyalah cobaan tuhan
hadapi semua dengan senyuman
dengan senyuman, dengan senyuman

jangan menangis sayang
sinarmu tetap harus bersinar
tabahkanlah hatimu demi ibu
itu surgamu

ku teriris mendengar kisahnya
bocah kecil merawat ibunya
sinar mata dan baik hatinya
yang tak perdaya

telah lama dia menderita
sang ayahpunku meninggalkan dia
mengisi hidup hanya berdua
kuatkan sinar

Lagu yang manggambarkan sosok bocah cilik ini dan deretan lirik yang berisi doa dan harapan untuknya. Tak jarang ku ingin meneteskan air mata, merasa diriku tak bisa apa-apa dibanding Sinar. Sinar, kaulah inspirasiku.

Ya Allah..
Aku malu..
Aku malu di hadapan-Mu..
Malu pada seorang bocah cilik yang begitu tegar..

Dan untukmu Sinar..
Tetaplah tabah..
Doaku teriring untukmu..

Read More......

Delapan Kebohongan Seorang Ibu Dalam Hidupnya

Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita percaya bahwa kebohongan akan membuat manusia terpuruk dalam penderitaan yang mendalam, tetapi kisah ini justru sebaliknya. Dengan adanya kebohongan ini, makna sesungguhnya dari kebohongan ini justru dapat membuka mata kita dan terbebas dari penderitaan, ibarat sebuah energi yang mampu mendorong mekarnya sekuntum bunga yang paling indah di dunia.

Cerita bermula ketika aku masih kecil, aku terlahir sebagai seorang anak laki-laki di sebuah keluarga yang miskin. Bahkan untuk makan saja, seringkali kekurangan. Ketika makan, ibu sering memberikan porsi nasinya untukku. Sambil memindahkan nasi ke mangkukku, ibu berkata : “Makanlah nak, aku tidak lapar” ———- KEBOHONGAN IBU YANG PERTAMA
Ketika saya mulai tumbuh dewasa, ibu yang gigih sering meluangkan waktu senggangnya untuk pergi memancing di kolam dekat rumah, ibu berharap dari ikan hasil pancingan, ia bisa memberikan sedikit makanan bergizi untuk petumbuhan. Sepulang memancing, ibu memasak sup ikan yang segar dan mengundang selera. Sewaktu aku memakan sup ikan itu, ibu duduk di sampingku dan memakan sisa daging ikan yang masih menempel di tulang yang merupakan bekas sisa tulang ikan yang aku makan. Aku melihat ibu seperti itu, hati juga tersentuh, lalu menggunakan sumpitku dan memberikannya kepada ibuku. Tetapi ibu dengan cepat menolaknya, ia berkata : “Makanlah nak, aku tidak suka makan ikan” ———- KEBOHONGAN IBU YANG KEDUA
Sekarang aku sudah masuk SMP, demi membiayai sekolah abang dan kakakku, ibu pergi ke koperasi untuk membawa sejumlah kotak korek api untuk ditempel, dan hasil tempelannya itu membuahkan sedikit uang untuk menutupi kebutuhan hidup. Di kala musim dingin tiba, aku bangun dari tempat tidurku, melihat ibu masih bertumpu pada lilin kecil dan dengan gigihnya melanjutkan pekerjaannya menempel kotak korek api. Aku berkata :”Ibu, tidurlah, udah malam, besok pagi ibu masih harus kerja.” Ibu tersenyum dan berkata :”Cepatlah tidur nak, aku tidak capek” ———- KEBOHONGAN IBU YANG KETIGA
Ketika ujian tiba, ibu meminta cuti kerja supaya dapat menemaniku pergi ujian. Ketika hari sudah siang, terik matahari mulai menyinari, ibu yang tegar dan gigih menunggu aku di bawah terik matahari selama beberapa jam. Ketika bunyi lonceng berbunyi menandakan ujian sudah selesai, Ibu dengan segera menyambutku dan menuangkan teh yang sudah disiapkan dalam botol yang dingin untukku. Teh yang begitu kental tidak dapat dibandingkan dengan kasih sayang yang jauh lebih kental. Melihat ibu yang dibanjiri peluh, aku segera memberikan gelasku untuk ibu sambil menyuruhnya minum. Ibu berkata : “Minumlah nak, aku tidak haus!” ———- KEBOHONGAN IBU YANG KEEMPAT
Setelah kepergian ayah karena sakit, ibu yang malang harus merangkap sebagai ayah dan ibu. Dengan berpegang pada pekerjaan dia yang dulu, dia harus membiayai kebutuhan hidup sendiri. Kehidupan keluarga kita pun semakin susah dan susah. Tiada hari tanpa penderitaan. Melihat kondisi keluarga yang semakin parah, ada seorang paman yang baik hati yang tinggal di dekat rumahku pun membantu ibuku baik masalah besar maupun masalah kecil. Tetangga yang ada di sebelah rumah melihat kehidupan kita yang begitu sengsara, seringkali menasehati ibuku untuk menikah lagi. Tetapi ibu yang memang keras kepala tidak mengindahkan nasehat mereka, ibu berkata : “Saya tidak butuh cinta” ———-KEBOHONGAN IBU YANG KELIMA
Setelah aku, kakakku dan abangku semuanya sudah tamat dari sekolah dan bekerja, ibu yang sudah tua sudah waktunya pensiun. Tetapi ibu tidak mau, ia rela untuk pergi ke pasar setiap pagi untuk jualan sedikit sayur untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kakakku dan abangku yang bekerja di luar kota sering mengirimkan sedikit uang untuk membantu memenuhi kebutuhan ibu, tetapi ibu bersikukuh tidak mau menerima uang tersebut. Malahan mengirim balik uang tersebut. Ibu berkata : “Saya punya duit” ———-KEBOHONGAN IBU YANG KEENAM
Setelah lulus dari S1, aku pun melanjutkan studi ke S2 dan kemudian memperoleh gelar master di sebuah universitas ternama di Amerika berkat sebuah beasiswa di sebuah perusahaan. Akhirnya aku pun bekerja di perusahaan itu. Dengan gaji yang lumayan tinggi, aku bermaksud membawa ibuku untuk menikmati hidup di Amerika. Tetapi ibu yang baik hati, bermaksud tidak mau merepotkan anaknya, ia berkata kepadaku “Aku tidak terbiasa” ———-KEBOHONGAN IBU YANG KETUJUH
Setelah memasuki usianya yang tua, ibu terkena penyakit kanker lambung, harus dirawat di rumah sakit, aku yang berada jauh di seberang samudra atlantik langsung segera pulang untuk menjenguk ibunda tercinta. Aku melihat ibu yang terbaring lemah di ranjangnya setelah menjalani operasi. Ibu yang keliatan sangat tua, menatap aku dengan penuh kerinduan. Walaupun senyum yang tersebar di wajahnya terkesan agak kaku karena sakit yang ditahannya. Terlihat dengan jelas betapa penyakit itu menjamahi tubuh ibuku sehingga ibuku terlihat lemah dan kurus kering. Aku sambil menatap ibuku sambil berlinang air mata. Hatiku perih, sakit sekali melihat ibuku dalam kondisi seperti ini. Tetapi ibu dengan tegarnya berkata : “Jangan menangis anakku, aku tidak kesakitan” ———-KEBOHONGAN IBU YANG KEDELAPAN.
Setelah mengucapkan kebohongannya yang kedelapan, ibuku tercinta menutup matanya untuk yang terakhir kalinya.
Dari cerita di atas, saya percaya teman-teman sekalian pasti merasa tersentuh dan ingin sekali mengucapkan : ” Terima kasih ibu ! ” Coba dipikir-pikir teman, sudah berapa lamakah kita tidak menelepon ayah ibu kita? Sudah berapa lamakah kita tidak menghabiskan waktu kita untuk berbincang dengan ayah ibu kita? Di tengah-tengah aktivitas kita yang padat ini, kita selalu mempunyai beribu-ribu alasan untuk meninggalkan ayah ibu kita yang kesepian. Kita selalu lupa akan ayah dan ibu yang ada di rumah.
Jika dibandingkan dengan pacar kita, kita pasti lebih peduli dengan pacar kita. Buktinya, kita selalu cemas akan kabar pacar kita, cemas apakah dia sudah makan atau belum, cemas apakah dia bahagia bila di samping kita. Namun, apakah kita semua pernah mencemaskan kabar dari ortu kita? Cemas apakah ortu kita sudah makan atau belum? Cemas apakah ortu kita sudah bahagia atau belum? Apakah ini benar? Kalau ya, coba kita renungkan kembali lagi. Di waktu kita masih mempunyai kesempatan untuk membalas budi ortu kita, lakukanlah yang terbaik. Jangan sampai ada kata “MENYESAL” di kemudian hari.

Read More......

Kisah Seekor Kupu-Kupu

Seseorang menemukan kepompong seekor kupu. Suatu hari lubang kecil muncul. Dia duduk mengamati dalam beberapa jam calon kupu-kupu itu ketika dia berjuang dengan memaksa dirinya melewati lubang kecil itu.

Kemudian kupu-kupu itu berhenti membuat kemajuan. Kelihatannya dia telah berusaha semampunya dan dia tidak bisa lebih jauh lagi. Akhirnya orang tersebut memutuskan untuk membantunya.

Dia mengambil sebuah gunting dan memotong sisa kekangan dari kepompong itu. Kupu-kupu tersebut keluar dengan mudahnya. Namun, dia mempunyai tubuh gembung dan kecil, sayap-sayap mengkerut.

Orang tersebut terus mengamatinya karena dia berharap bahwa, pada suatu saat, sayap-sayap itu akan mekar dan melebar sehingga mampu menopang tubuhnya, yang mungkin akan berkembang seiring dengan berjalannya waktu. Semuanya tak pernah terjadi.

Kenyataannya, kupu-kupu itu menghabiskan sisa hidupnya merangkak di sekitarnya dengan tubuh gembung dan sayap-sayap mengkerut. Dia tidak pernah bisa terbang.

Yang tidak dimengerti dari kebaikan dan ketergesaan orang tersebut adalah bahwa kepompong yang menghambat dan perjuangan yang dibutuhkan kupu-kupu untuk melewati lubang kecil adalah jalan Tuhan untuk memaksa cairan dari
tubuh kupu-kupu itu ke dalam sayap-sayapnya sedemikian sehingga dia akan siap terbang begitu dia memperoleh kebebasan dari kepompong tersebut.

Kadang-kadang perjuangan adalah suatu yang kita perlukan dalam hidup kita. Jika Tuhan membiarkan kita hidup tanpa hambatan perjuangan, mungkin justru akan melumpuhkan kita. Kita mungkin tidak sekuat yang semestinya yang dibutuhkan untuk menopang cita cita dan harapan yang kita mintakan. Kita mungkin tidak akan pernah dapat "Terbang"

Sesungguhnya Tuhan itu Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Kita memohon Kekuatan...Dan Tuhan memberi kita kesulitan-kesulitan untuk membuat kita tegar.

Kita memohon kebijakan...Dan Tuhan memberi kita Berbagai persoalan hidup untuk diselesaikan agar kita bertambah bijaksana.

Kita memohon kemakmuran...Dan Tuhan memberi kita Otak dan Tenaga untuk dipergunakan sepenuhnya dalam mencapai kemakmuran.

Kita memohon Keteguhan Hati...Dan Tuhan member Bencana dan Bahaya untuk diatasi.

Kita memohon Cinta...Dan Tuhan memberi kita orang-orang bermasalah untuk diselamatkan dan dicintai.

Kita Memohon kemurahan / kebaikan hati...Dan Tuhan memberi kita kesempatan-kesempatan yang silih berganti.

Begitulah cara Tuhan membimbing Kita... Apakah jika saya tidak memperoleh yang saya inginkan, berarti bahwa saya tidak mendapatkan segala yang saya butuhkan? Kadang Tuhan tidak memberikan yang kita minta, tapi dengan pasti Tuhan memberikan yang terbaik untuk kita, kebanyakan kita tidak mengerti / mengenal, bahkan tidak mau menerima rencana Tuhan, padahal justru itulah yang terbaik untuk kita.

Read More......