Sabtu, 27 Maret 2010

Kisah Seorang Sinar

Beberapa minggu yang lalu, saat kulihat sebuah acara di salah satu stasiun televisi swasta. Subhanallah, sebuah kisah yang mengharukan. Kisah seorang anak 6 tahun yang sudah harus mengurus ibunya yang lumpuh. Sinar, nama bocah belia itu menampakkan bakti, cinta dan kasih sayangnya pada sang bunda, mengabaikan masa kecilnya pada saat anak-anak seusianya menghabiskan waktunya dengan bermain, sementara ia harus berada di samping bundanya yang sakit sejak dua tahun lalu.

Sinarlah yang membantu dan menemani ibunya selama ini. Mulai dari memindahkan atau menggeser tubuhnya, masak, makan, minum, mandi hingga buang air. Semua itu ia kerjakan sendiri dengan penuh cinta. Nyaris seluruh waktunya telah ia persembahkan bagi ibunya yang sakit parah. Iba dan takjub yang aku rasakan melihat bocah usia 6 tahun yang tampak penuh tanggung jawab melakukan tugas mulianya.

Teringat sebuah lagu dari ST12, lagu yang memang tercipta untuk Sinar.

jangan menangis sayang
ini hanyalah cobaan tuhan
hadapi semua dengan senyuman
dengan senyuman, dengan senyuman

jangan menangis sayang
sinarmu tetap harus bersinar
tabahkanlah hatimu demi ibu
itu surgamu

ku teriris mendengar kisahnya
bocah kecil merawat ibunya
sinar mata dan baik hatinya
yang tak perdaya

telah lama dia menderita
sang ayahpunku meninggalkan dia
mengisi hidup hanya berdua
kuatkan sinar

Lagu yang manggambarkan sosok bocah cilik ini dan deretan lirik yang berisi doa dan harapan untuknya. Tak jarang ku ingin meneteskan air mata, merasa diriku tak bisa apa-apa dibanding Sinar. Sinar, kaulah inspirasiku.

Ya Allah..
Aku malu..
Aku malu di hadapan-Mu..
Malu pada seorang bocah cilik yang begitu tegar..

Dan untukmu Sinar..
Tetaplah tabah..
Doaku teriring untukmu..

0 komentar:

Posting Komentar